Selasa, 20 Oktober 2009

Global Warming (Puisi)

genderang tasbih hampir senyap

miris daun-daun

bersimpuh di 'aras

berselimut api dijasadnya

alam terbakar

bumi merah darah

tasbih daun-daun hanya rintih...

hanya rintih

hingga tawa kita direnggut

dengan bibir melepuh

Efek Rumah Kaca

Lalu pertanyaan kita selanjutnya adalah apakah rumah kaca itu sesungguhnya? :t Menurut sumber dari Wikipedia :L menyatakan bahwa energi yang menerangi bumi datang dari Matahari. Sebagian besar energi yang membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini memasuki permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan Bumi. Permukaan bumi akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke luar angkasa, walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer Bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbon dioksida, dan metana akan menjadi perangkap radiasi ini. gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Akumulasi radiasi matahari di atmosfer Bumi ini menyebabkan suhu Bumi menjadi semakin menghangat.

Kenapa gas-gas ini sering disebut sebagai gas rumah kaca? Salah satu alasannya adalah mekanisme pemanasan ini sama seperti yang terjadi di rumah-rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara-negara sub tropika seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di saat musim dingin tiba. Tanaman-tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin karena kaca akan menghalangi panas metahari yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk pembibitan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokolo, atau tanaman lainnya di musim dingin.

Inilah mengapa sering terjadi kesalah pahaman di antara kita bahwa efek rumah kaca adalah disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu banyak di perkotaan, :O :r tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. Gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, dan metana berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca, sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Orang yang pertama kali menyingkap fenomena efek rumah kaca ini adalah Jean-Baptise Joseph Foureurer sebagai ahli fisika dan matematika dari Perancis. Penemuan Fourier ini diteruskan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Svante Arrhenius pada tahun 1894.

Salah satu gas rumah kaca itu adalah CFC. CFC merupakan kepanjangan dari (Chloro Fluoro Carbon) atau yang disebut sebagai Freon, CFC ini menyerang Ozon, akibatnya kandungan Ozon di angkasa menipis dan mengakibatkan lubang di kutub utara dan selatan, sehingga UV (ultraviolet) mampu menerobos masuk ke atmosfer dan menyebabkan terjadinya radiasi. Radiasi dari UV ini akan mengakibatkan kanker kulit jika terkena langsung kulit manusia dalam waktu yang cukup lama, apalagi bagi manusia yang mempunyai hobi berjemur. Jika lapisan ozon semakin menipis dan berlobang, maka bumi ini seakan telanjang dan tidak ada lagi pelindung dari radiasi UV. CFC ini dua ribu kali lebih efektif memperangkap radiasi gelombang panjang daripada karbon. Menurut CFC ini dapat bertahan di atmosfer selama beberapa dekade, sedangkan satu molekul karbon dioksida dapat bertahan sampai 100 tahun, satu molekul nitrous oksida selama 170 tahun, dan satu molekul metana selama 10 tahun. :#

Gas rumah kaca lainnya adalah metana. Metana adalah gabungan kimia antara unsur formula molekul CH4. Metana ini cukup melimpah dan pembakarannya cukup bersih, sehingga bisa dijadikan bahan bakar dan biasanya dikonversi menjadi metanol. Metana dihasilkan secara alami oleh bakteri yang hidup dan tumbuh subur di rawa-rawa. Bakteri ini menghasilkan metana di dalam selnya. Metana juga terdapat di dalam sistem pencernaan binatang. Binatang pemamah biak seperti sapi dan kambing mempunyai mikroba dalam perutnya yang biasanya digunakan untuk mencerna rerumputan. Beberapa mikroba ini melepaskan metana sebesar 250 gram setiap harinya.

Metana juga dihasilkan oleh padi di sawah. Proses pelepasan metana ini terjadi karena tumbuhan seperti padi pasti membutuhkan genangan air yang cukup. Sistem pertanian dengan sawah semacam ini menciptakan lumpur yang menghasilkan bakteri penghasil metana. Metana akan dilepaskan ke udara saat sawah mulai dikeringkan. Selain itu, padi ini sendiri juga melepas beberapa metana dan budidaya padi ini juga memproduksi nitrogen dioksida dari peruraian pupuk. Dengan peningkatan kebutuhan beras sebagai makanan pokok manusia terutama bagi penduduk di Asia, maka sawah-sawah semakin luas dan jumlah pelepasan metana di atmosfer bumi akan meningkat sangat tajam.

Menurut Enviromental News Network menyimpulkan bahwa budidaya padi adalah satu di antara penyebab utama peningkatan emisi metana-salah satu gas rumah kaca yang 21 kali lebih berpotensi menyebabkan efek rumah kaca dibandingkan karbon dioksida yang menyebabkan kerusakan ozon dan kenaikan suhu. Untuk mereduksi emisi gas ini, salah satu yang dilakukan oleh International Rice Research Institude (IRRI) adalah pada tahap awalnya memperbaiki vareitas padi yang tahan terhadap panas dan kemungkinan akan menghasilkan padi yang tidak begitu besar mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Tapi masalah lain yang ditimbulkan oleh varietes padi yang dihasilkan dari tumbuhan trangenik (tanaman hasil penyilangan dari varietes unggul dan merupakan sebuah rekayasa genetika) ini adalah efek buruk terhadap ketergantungan petani untuk mendapatkan benih padi, insektisida, dan pupuk dari industri pertanian yang cukup besar tanpa bisa menjadi mandiri.

Sementara itu di Thailand, sosialisasi efek global warming terhadap petani adalah dampak buruk pembakaran sisa tanaman yang akan menghasilkan karbon dioksida dan pengairan yang berlebihan akan menghasilkan gas metana. Sedangkan di Indonesia, global warming ini masih menjadi sebatas wacana ilmiah di antara kaum intelektual yang sangat terbatas dan belum dipahami secara menyeluruh kepada seluruh penduduk Indonesia dan terutama kepada petani, sehingga belum ada antisipasi yang meyeluruh dan koordinasi yang baik untuk mereduksi efek global warming.

Metana juga dihasilkan oleh sampah. Diperkirakan 1 ton sampah padat akan menghasilkan 50 kg gas metana. Pada tahun 2020 diprediksi sampah di Indonesia mencapai 500 juta kg perhari atau 190 ribu ton per tahun, sehingga kemungkinan besar akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton per tahun. Sampah-sampah ini sebenarnya bisa dijadikan listrik dengan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) seperti yang saat ini sedang dirancang di Bandung. Tapi sayang pembangkit listrik semacam ini memakan biaya yang cukup besar, tapi hanya mampu menghasilkan kapasitas listrik yang terbatas. Belum lagi pencemaran dari zat dioksin yang berbahaya bagi manusia.

LCD Tingkatkan Global Warming


Mungkin dari sekian banyak orang tidak banyak yang mengetahui mengenai dampak polusi televisi LCD (Liquid Crystal Display). Dari hasil penelitian ilmuwan Michael Prather, dari New Scientist, sebuah layanan yang berfokus pada berita teknologi dan science, menggambarkan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk membuat televisi LCD dan semi konduktor dapat menyebabkan global warming lebih banyak daripada bahan bakar batu bara.

Nitrogen Trifluorida (NF3) adalah “gas greenhouse yang tidak tampak”, berdasarkan penelitian dari jurnal berjudul "Geophysical Research Letters" pada tanggal 26 Juni lalu. Nitrogen Trifluorida digunakan dalam pembuatan asap bahan kimia, yang dapat membuat layer crystal lquid, semi konduktor dan berlian sintetis. Prather memperkirakan bahwa produksi hasil kimia akan meningkat hingga 8.000 metric ton di tahun 2009. Sedangkan global warming dari Nitrogen Trifluorida akan berakibat 17.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan efek karbondiaosida (CO2).

Tidak hanya NF3 dan karbondioksida yang dapat meningkatkan kualitas global warming. Menurut Kyoto Protocol International Climate Change, sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang perubahan iklim, mengungkapkan bahwa emisi Perfluorocarbons (PFCs) dan sulfur hexafluoride lebih berpotensi untuk meningkatkan pemanasan global dibandingkan NF3.

Kyoto Protocol International Climate Change sepertinya menganggap NF3 dan beberapa dosin gas lainnya tidak terlalu beresiko terhadap pemanasan global karena NF3 tidak diproduksi dalam skala yang besar untuk menciptakan kerusakan yang siginifikan. Beberapa perusahaan, terutama perusahaan pembuat televisi LCD berangsur-angsur mengerti mengenai resiko tersebut, sehingga mereka berusaha untuk mengurangi polusi bahan kimia yang ditimbulkan dari NF3 pada televisi LCD. Jika hal ini benar-benar dilakukan, maka sangat dimungkinkan perusahaan pembuat LCD tersbut akan beralih ke televisi digital, yang lebih aman.

Dalam penelitian News Scientist juga terbukti bahwa televisi LCD memang didesain dengan economic-friendly karena televisi LCD menggunakan lebih sedikit energi daripada televisi plasma.

Surat dari Greenpeace

Tidak lebih dari 100 hari kedepan, tepatnya Desember 2009 adalah momen terpenting untuk pertempuran melawan perubahan iklim. Para peminpin dunia, salah satunya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, akan bertemu di Kopenhagen, Denmark untuk memberikan solusi terbaik untuk melindungi jutaan manusia dan ekosistem di bumi.

Indonesia, sebagai negara penyumbang terbesar ketiga emisi gas rumah kaca di dunia, memberikan dampak yang sangat besar untuk perubahan iklim di dunia, termasuk di ASEAN. Di kawasan ASEAN perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar, karena kawasan ini adalah termasuk yang paling rentan dan paling tidak siap untuk menghadapi perubahan iklim.

Greenpeace dengan kampanye “Tck Tck Tck” (Tik Tok Tik Tok di Indonesia) mengingatkan para pemimpin dunia bahwa mereka hanya mempunyai waktu 100 hari lagi untuk menyetujui perjanjian untuk menghentikan perubahan iklim yang akan melindungi jutaan manusia dan ekosistem di bumi sebelum bencana perubahan iklim datang.

MARI SELAMATKAN BUMI

Apa itu Pemanasan Global?

Bumi sebagai ekosistem telah mengalami perubahan yang disebabkan sebagian besar oleh pengaruh globalisasi dan manusia. Pada saat ini, manusia lebih banyak menghasilkan karbon dioksida dibanding di masa 650.000 tahun lalu. Karbon ini berada di atmospir, bertindak seperti selimut yang hangat. Semakin banyak karbon, maka semakin tebal selimut yang mengakibatkan semakin panas suhu bumi. Hal inilah yang disebut 'pemanasan global' atau global warming.

Kita ada dan bisa hidup di planet bumi ini adalah karena bumi memiliki atmospir yang dapat menjaga panas/suhu di udara dalam kisaran yang normal dan seimbang - ini menciptakan kondisi yang memberikan kita udara untuk bernapas, air bersih, dan cuaca yang normal untuk kita bisa bertahan hidup.

Manusia (hanya beberapa, tidak semua) telah mulai menyadari ketidak-seimbangan alam dan telah pula memulai langkah-langkah untuk menyeimbangkan alam. Kita telah mulai merasa keberatan dengan udara panas, salju yang terlalu cepat mencair, badai topan yang tidak beraturan, gas karbon yang banyak dihasilkan dari mobil dan pabrik-pabrik serta pembangkit tenaga listrik.

Jika kita tidak mulai memperbaiki masalah ini mulai sekarang, kita akan menghadapi perubahan suhu dan cuaca dengan cepat/ekstrim, meningkatnya permukaan air laut, dan badai yang merusak.

ALARM BUMI TELAH BERBUNYI,
MENANDAKAN BUMI BUTUH PERTOLONGAN,
MARI SELAMATKAN BUMI,
MARI HIJAUKAN BUMI KEMBALI.

Jika kita mencintai diri kita,
Jika kita mencintai keluarga kita,
Jika kita mencintai bumi,
Mari selamatkan bumi.

Kamis, 15 Oktober 2009

Cara Cepat Mengatasi Global Warming????



Masalah pemansan global akhir-akhir ini merupakan hal paling hangat dibicarakan di seluruh dunia. Dan juga di sekeliling kita juga banyak di gencarkan aksi untuk mengurangi hal-hal penyebab pemanasan global.

Suatu ketika terdengar oleh saya seorang anak kecil seumuran anak TK yang tanpa dosa menanyakan sesuatu kepada orangtuanya:

"Ayah, kenapa orang-orang selalu disibukkan dengan pemanasan global?? Bukankah lebih mudah mereka menyalakan AC dan lemari es secara bersama-sama untuk menciptakan bumi yang sejuk dan tidak panas lagi???"


Nah lho, begitu pekanya seorang anak itu terhadap masalah global warming dibandingkan kita... xixixixi


Setelah saya baca-baca buku, akhirnya ketemu juga jawaban dari anak itu.

Antara lain sebagai berikut penjelasannya:

Pasti secara spontan kita akan menjawab TIDAK. Kenapa?? Karena jumlah penyejuk udara dan lemari es di dunia ini tidak sebanyak yang kita kira. Bahkan meskipun setiap orang memiliki satu lemari es, hal itu belum cukup membekukan ujung sebuah gletsyer di Kutub Utara.

Dan ternyata, hal yang kita lakukan seperti itu hanya akan membuat bumi ini SEMAKIN PANAS. Karena semua alat itu membutuhkan listrik, dan listrik diciptakan dari panas. Misalnya saja di PLTU. Mereka membuat panas dari batubara untuk mendidihkan air untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi, yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin yang juga berfungsi memutar generator. Hanya sepertiga energi yang menjadi listrik terpakai, sisanya menjadi panas (contoh: kabel terasa hangat ketika dialiri listrik).

Dan ada satu hal yang memperkuat alasan ini, yaitu cara kerja kedua alat pendingin itu sendiri. Lemari es memiliki cara kerja memindahkan udara panas dari dalam lemari dan membuangnya ke udara sekitar melalui kumparan-kumparan di belakangnya. Begitu pula penyejuk ruangan (AC), dia mengambil udara dari dalam ruangan, memisahkan udara yang panas, kemudian membuangnya keluar ruangan.

Sampai disini kita dapat mengatakan bahwa alat pendingin sebenarnya menghasilkan panas lebih banyak daripada dingin yang dihasilkannya. Dengan alasan, kita telah memaksa panas mengalir dari temperatur rendah ke temperatur tinggi (pada dasarnya panas mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur lebih rendah), sehingga memerlukan energi untuk mengerjakan hal tersebut (listrik). Sedangkan energi listrik akan berubah menjadi panas setelah "menjalankan tugasnya". Terbukti di bagian luar lemari es akan terasa hangat (bahkan panas).


Lalu bagaimana kalau suatu saat kita bisa mengoperasikan penyejuk udara tanpa energi listrik???

Dengan usaha seperti itu, kita hanya mendapatkan kejadian yang disebut break even, yaitu satu kalori panas yang dihasilkan di suatu tempat pasti akan seimbang dengan tiap kalori yang dihilangkan di tempat lain (-a + a = 0). Maka usaha kita tidak akan mengubah jumlah panas di dunia secara keseluruhan, namun hanya memindah-mindahkannya dari satu tempat ke tempat lain... Mringis


Jadi Kesimpulannya:
Penyejuk udara (AC) dan Lemari ES sebenarnya adalah mesin pembuat panas !!!!!! Syok Berat




So, Any Questions???

Dampak - dampak Global Warming Bagi Makhluk Hidup

Global Warming atau Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Semua sumber energi yang ada di Bumi berasal dari matahari. Saat energi tiba di permukaan Bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang berfungsi menghangatkan Bumi. Energi itu terbagi menjadi tiga. Sebagian diserap atmosfer Bumi, sebagian dipantulkan kembali, dan sisanya masuk ke Bumi. Namun, sebagian panas yang terperangkap di atmosfer Bumi karena penumpukan gas-gas seperti uap air dan karbon dioksida. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali energi yang dipancarkan Bumi sehingga panas yang dihasilkan tetap tersimpan di permukaan Bumi. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga menyebabkan peningkatan suhu bumi.

Lalu, apa yang akan terjadi? Kenaikan temperatur atau suhu yang berlebihan akan menyebabkan ketidakseimbangan alam dan memberikan pengaruh pada kehidupan di Bumi.



Dampak Terhadap Hewan

Peningkatan suhu membuat lapisan es di Kutub Utara terus menipis. Hal ini menjadi ancaman bagi beruang kutub dan anjing laut. Tanpa hamparan es, beruang kutub harus berenang sangat jauh untuk mencari makanan dan ada kemungkinan tenggelam karena kelelahan. Sama halnya dengan anjing laut yang akan kehilangan tempat istirahat. Sementara, terumbu karang dan biota laut lainnya yang tidak tahan akan air laut yang menghangat juga dapat mengalami kepunahan.

Begitu pula dengan hewan peternakan seperti sapi. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, suhu yang memanas membuat betina lebih banyak melahirkan anak-anak sapi jantan. Sehingga jumlah hewan jantan akan lebih banyak dari betina. Jika hal ini terus berlanjut, maka semakin lama akan semakin sulit bagi hewan tersebut mendapat keturunan dan membuatnya di ambang kepunahan. Namun, kenaikan temperatur justru menyebabkan nyamuk cepat berkembang biak dan keinginan untuk menggigit manusia dan hewan lain juga meningkat.



Dampak Terhadap Tumbuhan

Suhu yang menghangat akan membuat tumbuhan mengubah arah pertumbuhannya. Mereka akan mencari daerah baru karena habitat lamanya terlalu panas. Namun, pembangunan kota-kota atau lahan-lahan pertanian oleh manusia akan menghalangi. Sedangkan serangga-serangga yang juga terkena dampak Global Warming akan cepat menyerang tanaman pangan seperti padi sehingga panen akan gagal.

Hal yang lebih membahayakan adalah yang terjadi pada tanah. Tingginya kadar karbon dioksida yang diserap membuat tingkat molekul dalam tanah berubah. Selain memengaruhi kehangatan bumi, hal ini juga dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman. Kemungkinan terburuk adalah apabila tanah menjadi tidak bisa ditanami lagi. Siapa yang akan kesulitan? Siapa lagi kalau bukan kita sebagai manusia, kan?



Dampak Terhadap Manusia

Pengaruh Global Warming terhadap hewan dan tumbuhan akan turut memberikan dampak pada manusia. Kehidupan manusia bergantung pada ekosistem laut, langsung maupun tidak. Misalnya, garam, makanan laut, hingga kehidupan wisatanya. Saat laut mulai rusak, maka manusia pun akan kehilangan mata pencaharian.

Perubahan panas Bumi yang turut merusak hasil panen akan menyebabkan kelaparan dan malnutrisi pada manusia. Cuaca yang berubah secara ekstrem serta permukaan air laut yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya bencana alam seperti badai, banjir, dan kebakaran. Hal ini dapat menyebabkan berbagai wabah penyakit serta trauma bagi manusia. Belum lagi air yang tercemar, serangan nyamuk yang mengganas, hingga polusi udara, semua dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang tidak ringan.



Apa Yang Harus Dilakukan?

Tentunya sahabat Bravo! sudah tahu kan apa yang harus dilakukan untuk mencegah Global Warming bertambah parah? Nah, untuk mengingatkan, sahabat Bravo! bisa memulainya dengan hal-hal kecil yang biasa sahabat Bravo! lakukan sehari-hari. Misalnya, kurangi pemakaian AC. Tahukah sahabat Bravo! kalau freon yang dihasilkan oleh AC yang menyala telah terbukti merusak ozon sebagai selimut planet ini? Nah, apakah ada yang masih tidur dengan AC menyala sepanjang malam? Mulai sekarang, jika tidak mendesak, gantilah dengan kipas angin. Sahabat Bravo! juga dapat melakukan penghematan kertas. Gunakan kedua sisi lembaran kertas sebelum membuangnya. Menghemat energi seperti mematikan lampu dan mencabut alat elektronik jika sedang tidak dipakai juga merupakan salah satu cara mengatasi Global Warming. Hindari juga kegiatan membakar sampah dan membuang sampah sembarangan.

Lalu bagaimana cara mengurangi penyebab Global Warming, yaitu karbon dioksida yang menumpuk di permukaan bumi? Cara yang paling mudah adalah memelihara pepohonan di sekitar kita. Rawatlah mereka, dan cobalah menanam lebih banyak pohon lagi. Karena satu-satunya cara untuk menyelamatkan bumi adalah menyelaraskan kehidupan kita dengan alam. (Ayu Prameswary)

(Jangan) Gunakan Teknologi Untuk Selamatkan Bumi

Kita telah menghancurkan bumi kita. Benar. Bumi kita sakit, dan disebabkan perilaku manusia yang menyalahgunakan teknologi secara berangsur-angsur, dengan tujuan menciptakan kehidupan yang lebih mudah.

Daur ulang, Penggunaan kembali, Perbaharui lagi, Kembali Semuanya.

Berhematlah. Selalu gunakan kedua sisi dari kertas lembar. Setelah kertas tersebut penuh, jika memungkinkan, gunakan kertas bekas untuk mendaur ulang ala kamu sendiri. Proses sedikit bau, tetapi hasilnya sepadan.

Sangat sangat sangat berhematlah. Mencoba untuk tidak mengikuti barang terbaru tetapi gunakanlah milikmu yang terakhir dengan sebaik-baiknya. Mencoba untuk membeli barang-barang daur ulang atau barang yang telah diperbaharui. Hal ini lebih murah dan lebih sedikit barang tidak jelas yang terbuang. Jika kamu harus membeli produk baru, cobalah yang ramah lingkungan. Mungkin kamu bisa mencari dengan kemasan berlogo hijau.

Perpanjang Sumber Energi.

Dimulai dari mengisi ulang baterai/aki. Ini sedikit lebih mahal dari yang biasa tetapi kamu bisa menggunakannya lebih lama, lebih, dan lebih, demikian menghemat pengeluaranmu dalam jangka pendek. Di samping itu, elemen-elemen dari baterai tersebut mengandung racun untuk lingkungan. Semakin berkurangnya limbah, semakin sehat lingkungan kita.

Dengan teknologi saat ini, panel surya adalah satu-satunya pilihan umum, meskipun masih mahal bagi kebanyakan orang. Tapi di masa depan, setiap orang akan dapat memanfaatkan energi terbaru selain sumber sinar matahari seperti angin, arus sungai, dan gelombang laut. Terdapat juga diskusi mengenai "energi coklat", dengan bahan bakar air.

Lakukan Dokumen Digital

Cobalah untuk tetap dengan dokumen digital yang bukan dicetak. Ini lebih banyak menghemat kertas. Format yang populer untuk digital adalah "dicetak" media PDF.

Jangan mencetak email jika tidak diperlukan, baca ebooks, membaca digital versi media seperti Kompas Digital (http://epaper.kompas.com), atau mengikuti berita dan cerita secara online, cukup dengan Google.

Tinggal dirumah, Mengurangi Polusi.

Tindakan utama yang dapat anda lakukan untuk membantu bumi adalah tinggal dirumah. Jika tidak penting-penting amat untuk keluar lebih baik tidak usah. Seperti contoh anak remaja yang hobi menghabiskan waktu jalan-jalan dengan mobil pribadi tanpa tujuan jelas. Dengan tinggal dirumah, kamu akan menggunakan lebih sedikit dan lebih sedikit menghasilkan kabut (asap). Sementara, emisi karbon transportasi adalah penyumbang terbesar pemanasan global.

Disamping itu, tinggal dirumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Sekarang ini komunikasi dan teknologi sudah memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, bekerja untuk perusahaan dari mana saja, biasanya dari rumah. Internet juga menyediakan hampir apapun yang anda inginkan. Lebih banyak ada hal di internet daripada tidak ada yang bisa menghabiskan membaca tentang masa hidupnya.

Lakukanlah apa yang dapat anda lakukan, bijak dengan pemakaian teknologi, berpartisipasilah dalam melestarikan lingkungan. Now, paint your life green!